Pelana Kuda Pangeran Diponegoro

Pelana kuda milik Pangeran Diponegoro tertinggal bersama kuda tunggangannya saat upaya pelarian di wilayah pegunungan Gowong. Dudukan bagi para pengunggang kuda ini, kata Peter Carey, digunakan Pangeran Diponegoro selama masa Perang Jawa pada tahun 1825-1830. Sementara sumber lain menuturkan pelana kuda tersebut tidak digunakan saat masa perang tapi juga dalam kesehariannya.

Pelana kuda Kiai Gentayu menjadi satu dari dua bukti kemenangan Belanda di Jawa. Bersama tombak Kiai Rondhan, pelana ini dibawa sebagai hadiah bagi penguasa Belanda. Kedua pusaka ditambah keris Kiai Nogo Siluman, disimpan di bagian barang antik Istana Den Haag. Pelukis kenamaan Raden Saleh pernah melihat dan diminta untuk memberi deskripsi bagi benda-benda tersebut. Pelana ini kemudian dipindah ke Museum Veteran Belanda di Bronbeek, Amhem.

Di bawah ketentuan "Cultural Accord" yang ditandatangai tahun 1969, pelana kuda Kiai Gentayu dan tombak Kiai Rondhan dikembalikan ke Indonesia pada tahun 1978 bersamaan dengan kedatangan Ratu Juliana ke Indonesia. Kini tersimpan di ruangan yang sama dengan tombak Kiai Rondhan.

Pembuat :
-


Tahun Pembuatan :
Pra 1825


Media :
Objek 3D


Bahasa :
Indonesia


Topik :
Kendaraan


Provinsi :
D.K.I. Jakarta


Deskripsi Fisik :
kapas padat; kain; kawat; kulit; besi tempa; 70 x 50cm


Penerbit :
Museum Nasional RI


Institusi :
Museum Nasional RI


Tautan URL :
https://www.museumnasional.or.id