Menginang atau makan sirih menjdi tradisi masyarakat di Nusantara awal sebagai penyedap mulut dan untuk merawat gigi namun akhirnya menjadi kebiasaan yang menimbulkan kesenangan dan kenikmatan. Dalam perkembangan kemudian menginang menjadi tata pergaulan (penyambutan tamu) dan tata nilai kemasyarakatan dan sebagai sesaji upacara ritual perkawianan, kelahiran, kematian, upacara religi.
Sejalan perkembangan fungsi menginang terciptalah berbagai bentuk tampekan atau pakinangan dalam rupa dan bahan. yang terbua dari berbagi bahan serta wadah-wadah untuk ramuannya. Dalam upacara pernikahan di Tatar Sunda, sirih dan pelengkap makan sirih digunakan sebagai pelengkap upacara ngeuyeuk seureuh, dilakukan sebelum akad nikah, serta upacara pertanian sebagai persembahan kepada Dewi Padi.
Pembuat :
-
Tahun Pembuatan :
-
Media :
Objek 3D
Bahasa :
-
Topik :
Perhiasan
Provinsi :
Jawa Barat
Deskripsi Fisik :
-
Penerbit :
-
Institusi :
Museum Sri Baduga
Tautan URL :
www.uptdkebudayaan.jabarprov.go.id/