Alih Media Digital Artefak di Museum Sri Baduga
6 tahun yang lalu
Museum Sri Baduga dikelola oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
memanfaatkan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega. selanjutnya,
museum ini diresmikan pada 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan waktu itu, Daoed Joesoef. Mulanya museum ini dinamakan Museum
Negeri Propinsi Jawa Barat. Namun selanjutnya, berganti nama menjadi
Museum Sri Baduga. Penamaan museum ini diambil dari gelar salah seorang
raja Pajajaran yang mengemban tugas tahun 1482-1521 Masehi; sebagaimana
tertulis pada Prasasti Batutulis. Dan kemudian ditetapkan melalui
Kepmendikbud nomor 02223/0/1990 tanggal 4 April 1990. Koleksi Museum Sri
Baduga lebih dari enam ribu buah.

Dari enam ribu koleksi Museum Sri Baduga Maharaja Jawa Barat, 40% di
antaranya merupakan koleksi yang berasal dari masa peradaban kebudayaan
Cina di Tanah Air. Sedangkan sisanya yang 60% merupakan koleksi dari
berbagai peradaban budaya bangsa Indonesia. Koleksi sisa dari peradaban
Cina ini, antara lain gerabah, keramik, alat perhiasan, mebeler, dan
alat rumah tangga. Bahkan, replika alat tranportasi berupa bendi dan
kereta kencana merupakan sisa peradaban bangsa Cina ketika hidup di
Tanah Pasundan.

Di era teknologi informasi digital saat ini pemanfaatannya bagi museum
sangatlah memiliki fungsi dan peran yang sangat penting. Dengan tujuan
untuk lebih menyebarluaskan pengetahuan sekaligus promosi kepada seluruh
bangsa Indonesia yang tersebarluas di beberapa pulau terutama di luar
Jawa dan juga dunia internasional.