Penelusuran kembali “Nyukcruk Galur” jejak-jejak kehidupan masa lampau terutama masa kerajaan sepenuhnya tergantung pada tinggalan budaya baik itu berupa artefak maupun situs-situs yang ada. Sumedang bagian dari Tatar Sunda barang tentunya memilki kekayaan budaya yang beragam khususnya berupa peninggal-peninggalan masa lampau. Keberadaan kerajaan – kerajaan di Sumedang sudah tercatat dalam berbagai kitab kuno seperti Carita Parahiyangan dan Catatan Bujangga Manik (1473). Selain itu mengenai raja-raja Sumedang tercatat pula di kitab Waruga Jagat, Pustaka Rajya-Rajya I Bhuni Nusantara Parwa III Sarga 2 (1682), Kropak 410 dan Pustaka Nagara Kretabhumi Parwa I Sarga 2 (1694). Dalam Carita Parahiyangan bahwa sekitar kaki Gunung Tompo Omas (Tampomas) terdapat sebuah kerajaan yang bernama Medang Kahiyangan 252 – 290 (+ terletak di antara Kec. Conggeang dan Kec. Buah Dua). Raja-raja Medang Kahiyangan merupakan keturunan Raja Salakanagara ke 5 dari Prabu Dharma Satya Jaya Waruna Dewawarman menantu Dewawarman IV , sangat disayangkan catatan sejarah Kerajaan Medang Kahiyangan hampir tidak banyak diceritakan dalam Carita Parahiyangan, sedangkan peninggalan masa Medang Kahiyangan banyak tersebar di Gunung Tampomas.
Pembuat :
R. Abdul Latief, S.Sn, R. Luki Djohari S.
Tahun Pembuatan :
Media :
eBook
Bahasa :
Indonesia
Topik :
Situs
Provinsi :
Jawa Barat
Deskripsi Fisik :
Ebook; 101 hlm; ilustrasi;
Penerbit :
Yayasan Pangeran Sumedang
Institusi :
Keraton Sumedanglarang
Tautan URL :
https://www.museumprabugeusanulun.org